CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 10 Oktober 2013

Senin, 02 September 2013

Puisi - Tugas B. Indonesia :)

Bunda

Hari demi hari, silih berganti.
Seiring dengan waktu, yang telah kulewati.
Tak kusangka, begitu cepatnya bunda pergi,
meninggalkan ku, dengan pedih di hati.

Jujur, aku belum siap kehilangan mu,
semua nasihat, dan kasih sayang mu.
Niatku untuk membanggakan mu, belum tersampaikan.
Kasih sayang mu, belum terbalaskan.

Bunda, maafkan semua kesalahan ku.
Ku kan tetap berusaha membanggakan mu.
Meskipun ragamu tak lagi bersama ku,
namun sosok dirimu tak pernah hilang di benak ku,

Kamis, 06 Desember 2012

Puisi ._.

Halloo... 
Aku mau nge post puisi ciptaan aku sendiri, jangan ketawa -_- harap di maklumi, karna kita remaja yang ababil -_-v 


Masa Lalu yang Indah

Mengingat masa lalu, memang sulit dipercaya.
Semua pun terjadi begitu saja.
Seiring berjalannya waktu, semakin ku mengenalnya.
Kau dan aku, semakin mencinta.

Waktu berjalan cukup lama, tak dapat diungkapkan perasaan ini.
Tak ada ruang kosong di hati, hanya dirimu seorang menempatinya.
Namun semua sangat tak disangka.
Kau menjauh, meninggalkan ruang di hati.

Hanya satu pinta ku.
Ku hanya ingin seperti dulu.
Tak pernah hilang harap ku.
Hati ini selalu setia menantikan mu.

Tapi kenapa tuhan tak izinkan kita bersama lagi.
Apa ada orang lain yang menggantikan posisi ku.
Atau waktu sedang tak tepat untuk mu.
Apa arti janjimu selama ini.

Setiap kita bertemu.
Terlihat pancaran masa lalu di matamu.
Selalu ku berpaling menahan tetesan air mata.
Tak sanggup ku berada di dekatnya.

Tiap kali ku coba tuk melupakan mu.
Namun selalu terbayang dirimu dipikiranku.
Hati ini tak akan pernah bisa melupakan mu.
Sebesar apa pun usaha ku itu.

please jangan ketawa...... T.T

Goodbye Happiness...

            
           Hey visitors! Pada suka baca novel? Udah pernah baca novel " Goodbye Happiness " belum? Kalau belum coba baca deh! :D Cerita nya bagus, sampe-sampe buat aku nangis bacanya, haha, aduh aduh XD 
Aku mau ceritain ke kalian pas aku baca novel itu, boleh kan? Sipp dehh...
Jadi tokoh Krystal dalam novel itu, dia suka sama seorang cowo namanya Skandar, semakin lama mereka berdua itu semakin dekat. Awal mulanya mereka bertemu itu pas Krystal mau ikut seleksi anggota teater di sekolah nya ( SMA ) dia itu tipe orang yang " demam panggung " atau bisa dibilang orang nya nervous, dan di saat seperti itu teman-teman nya gak bisa di andelin untuk nemanin dia ( Mia dan Ara ). Disaat dia nunggu giliran nya, tiba-tiba cowo di yang duduk dua bangku dibelakangnya memotret dia tanpa bilang-bilang, secara sadar Krystal nengok, dan yapp! cowo itu Skandar :D Secara Krystal sebel kan, soalnya dia kalo foto gak bilang-bilang, dan Skandar bilang gini " Kamu ternyata bukan model yang bagus, kamu enggak fotogenik, tapi pasti kamu pintar akting. " Hahaaa dasar Skandar :p Dan akhirnya Skandar nemenin Krystal selama seleksi anggota teater, dan terus-terusan memotret dia.
           Keesokan harinya pas di kelas, Skandar ngasih hasil foto nya kemarin pas Krystal seleksi, memang fotonya gak bagus, tapi dari sudut pengambilan gambar, cahaya, posisi tubuh, semua nya menarik. Dia emang berbakat jadi fotografer, karna emang itu impian dia :)
Pas bel udah masuk, si Skandar gak pindah-pindah ke tempat duduk nya sendiri -_- padahal udah dibilangin sama Krystal, tapi Skandar malah bilang dia mau duduk di sebelah Krystal ( kebetulan dia emang duduk sendiri ) Krystal sihh gak bisa nolak, jadi mereka duduk berdua. Udah dua minggu tuh mereka duduk berdua, dan Krystal mulai terhipnotis sama senyumnya Skandar, haha, kaya nya dia suka dehh :p
Nah pas Krystal ngajak Skandar ke perpustakaan, si Skandar masih belom tau Krystal ke perpustakaan mau ngapain, pas itu dia bilang ke Skandar, dia lagi nyari cerita, dongeng atau klasik buat di pentasin teater. Skandar ngusulin, dia bilang " Aku tahu cerita yang sempurna buat di pentasin klub teater. Pernah dengar enggak? Semua anak di dunia ini selalu tumbuh dewasa, kecuali satu...". Kata Krystal " Peter pan!". Terus kata Skandar " Kamu tahu kalau ada saatnya anak enggak pingin tumbuh dewasa. Dia terlalu malas buat menghadapi dunia orang dewasa yang repot dan enggak pernah bisa dia mengerti. Gimana dia pingin terus dimasa nya yang sekarang saat dia bisa menganggap dunia ini enteng dan dialah pemeran utamanya." Disaat itu Krystal tahu, sebenernya dia tidak sedang membicarakan Peter pan, melainkan dirinya -_- 
Kata Skandar " Tapi, apa kamu tahu? Peter pan... He's a devil," Krystal gak ngerti apa maksud nya Skandar dan Skandar pun ngejelasin maksudnya " Dia cuma anak laki-laki kecil yang enggak  tahu apa-apa. Enggak bertanggung jawab dan sok jagoan. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia ngasih harapan yang terlalu besar ke Wendy. Dan kau tahu apa hal lebih buruk yang dia lakukan? " 
Tapi Krystal enggak terlalu ngerti, dan terlihat kaya anak kecil polos yang lagi mendengarkan dongeng dari ibunya -_- Skandar pun ngelajutin cerita nya " Dia menahan Tinkerbell untuk terus bersamanya, menemaninya, melindunginya...tanpa memberikan apapun untuk membalasnya," Saat Krystal terdiam menatap Skandar yang masih serius bercerita, dalam hatinya dia bilang " Mungkin memang benar, Peter pan adalah lelaki yang jahat. Tapi, apa Skandar tahu? Kemungkinan besar dia terlihat seperti Peter pan di mataku. Skandar...bisa jadi dia adalah Peter pan-ku." 
           Dan semakin hari mereka semakin dekat, bahkan pulang pun mereka selalu bersama. Sejujurnya dia gak tahu apa yang terjadi di antara  dia dan Skandar. Mereka gak pernah mengatasnamakan persahabatan untuk hubungan ini. Semuanya terlalu aneh untuk disebut persahabatan karena Skandar seakan menutup semua akses lelaki untuk mendekati dia. 
Saat mereka berdua lagi berjalan, Krystal bilang kalau klub teater setuju memakai cerita Peter Pan buat pementasan, Skandar pun senang. Dan Krystal memberi tahu nya kalau dia mendapat kan peran Wendy, tapi Skandar kecewa, Krystal pun gak ngerti kenapa? Skandar bilang " Kamu enggak cocok jadi Wendy. Kamu kecil, lucu, imut, lebih mirip Tinkerbell.". Dengar perkataan Skandar, Krystal pun terkejut, selama ini dia emang udah mengejar peran Wendy karena sudah lama dia ingin mendapatkan peran utama. Kata Skandar " Tapi, Tinkerbell selalu ada di samping Peter Pan, kan? Dia pasti sering muncul.". Krystal pun kesal, dia bilang " Terserah kamu, yang penting aku udah dapat peran Wendy." Dari belakang Skandar ketawa dan bilang " Jangan ngambek, Tink." Krystal menatapnya kesal " Skan, peran aku itu Wendy." Skandar menjulurkan lidah dan memasang kunci di motornya " Kamu Wendy di pementasan, tapi di mataku kamu tetap Tinkerbell. Mulai sekarang, aku panggil kamu Tink." Krystal pun teriak " Skan...". Dan kata Skandar " Kamu panggil aku Skan. Aku panggil kamu Tink." Dengan senyuman Skandar yang menghipnotisnya, lagi-lagi membuat Krystal tak berdaya :3
           Setiap pulang sekolah, Skan biasa singgah di rumah Krystal sampai sore. Niatnya sih ngerjain tugas, tapi nantinya Skan akan sibuk mengotak-atik kameranya dan memotret Krystal. Skan udah deket banget sama keluarganya Krystal, ayahnya aja sampai bilang Skan adalah anggota tak terdaftar di keluarganya. Hahaaa so sweet nya :3 Tapi sebaliknya, Krystal gak pernah menginjakkan kakinya ke dalam rumah Skan, jarak terjauh yang dia tempuh sebatas teras depan. Skan selalu berkata, rumahnya bukan tempat yang menarik untuk di kunjungi. Bukan berarti rumah Skan jelek. Rumahnya berukuran sedang, bercat putih dengan dua jendela di depan yang tertutup gorden biru. Bisa dibilang rumah itu cukup bagus dan bersih. Rumah menarik dalam kamus Skan adalah rumah yang terasa hidup dengan keluarga yang saling memahami dan melindungi satu sama lain. Dan, definisi itu tak dapat dia temukan di rumahnya.
            Skan tinggal bersama ibu kandung, ayah tiri, dan saudara tirinya. Hubungan Skan dengan ayah dan saudara tirinya tidak terlalu bagus. Mereka tidak memedulikan Skan. Skan bilang, dia seperti tak kasat mata saat berada di rumah. Satu-satunya orang terdekat di keluarganya adalah ibunya, tetapi ibunya terlalu sibuk memperhatikan anggota keluarga barunya. Krystal bilang dia kayak denger cerita Cinderella -_- kata Skan " Yeah, maybe it's kinda same, but it isn't ". Saat itu dia bisa ngeliat tatapan mata kuat dari Skan, tatapan yang dipenuhi dengan rasa marah dan keinginan untuk membalas semua kekesalannya. Kata Skan " Daripada pasrah dan nungguin sepatu kacaku lepas, i'll fight them. And i will find my princess with my own way ". Setelah Krystal denger perkataan nya Skan, dia ngerasa ragu untuk nanya, dan akhirnya dia telan dalam hati " Did you already find your princess, Skan? ". Haha kayanya Krystal makin suka sama Skan :3
           Krystal dan Skan selalu melakukan rutinitas, setiap malam, mereka mengobrol lewat telepon, tetapi dia yang lebih sering meneleponnya karena Skan tidak bisa sering-sering menggunakan telepon di ruang tengah dan membiarkan saudara tirinya menatapnya dengan sinis. Yang mereka bicarakan tidak banyak, Krystal hanya akan menanyakan apakah besok Skan akan menjemput dia, meskipun dia tahu jawabannya selalu " Ya" -_- Namun bagi Krystal, menekan nomornya, mendengarsuaranya dan mendengar jawabannya bahwa besok masih akan bertemu selalu memunculkan sedikit rasa senang. 
           Hari itu, entah mengapa Krystal berharap Skan akan lebih dulu menelepon dia. Berkali-kali dia melirik ke arah telepon rumah yang ada di samping dia. Tiba-tiba telepon berdering keras, " Skan" Kata Krystal begitu telepon itu menyetuh telinga dia. Ada sesuatu yang tidak biasa di situ. Dia dapat merasakan nya. Dia dapat mendengar suara ramai dari ujung telepon. " Apakah ini benar Skan? " kata Krystal.
" Tink " panggilan itu langsung meyakinkan Krystal bahwa orang di telepon itu adalah Skan. " Tink, kamu bisa dengar aku? " kata Skan. Krystal memahami pertanyaan itu. Memang cukup sulit untuk mendengarnya saat kondisi di sekitarnya terdengar begitu ramai. Skan berkata " Tink, semuanya hilang. Semuanya sudah habis. Semuanya hilang. Rumahku kebakaran ". Krystal tak tahu harus bereaksi apa saat mendengar kalimat itu. Rumah putih yang tak pernah dia masuki itu, dia tidak bisa membayangkannya terbakar. Dia ingin segera berada di samping Skan, dia tak ingin Skan sendirian. Tanpa berpikir cepat Krystal langsung ke sana, dan hanya satu yang dia pikirkan, apakah Skan baik-baik saja?
            Everythings is really gone. Ibu Skan meninggal dalam kebakaran itu. Ia sedang memasak di dapur, mungkin api itu berasal dari sana. Skan sedang berada di ruang tengah, yang langsung berhadapan dengan pin tu ke luar. Semua barang di rumahnya habis. Hanya ada sisa tembok yang gosong dan menghitam. Ayah dan saudara tiri Skan tidak di rumah saat kejadian itu. Mereka menangis sesenggukan saat melihat rumah mereka yang awalnya berdiri tegak, kini telah hangus. Skan melihat semuanya. Skan melihat api itu semakin membesar dan melahap rumahnya. Skan merasakan berdiri sambil ditahan oleh penduduk dan menahan pedih membayangkan ibunya yang masih berada di dalam, di tengah api yang semakin berkobar. 
          Big boy's don't cry. Yaa, mungkin lelaki yang terlalu sering menangis memang memalukan. Namun, ada kalanya justru mengherankan jika tidak menangis. Dia hanya terdiam, berjongkok dan menunduk menatap tanah makan ibunya yang masih basah. Krystal berdiri di sampingnya, sibuk menangis. Terkadang, Krystal sama sekali tak mengerti pemikirannya. Skan bukan tipe laki-laki dingin yang sulit berekspresi walau terkadang ekspresi yang ditunjukannya ambigu. Meski terlihat tidak sedih, Krystal dapat melihatnya. Tatapan mata Skan menunjukkan kesedihan. Namun, tak ada setitik pun air mata yang terlihat. Apa kau memang sekuat itu Skan? Krystal terus bertanya dalam hati. 
          Hubungan Skan dengan ayah dan saudara tiri yang tidak baik benar-benar terlihat setelah musibah kebakaran itu. Mereka berdua bisa sedikit lega karena uang asuransi yang mereka dapat cukup besar. Namun, mereka berkata kepada Skan, tidak bisa merawatnya lagi. Ayah tiri Skan hanya memberi sedikit uang saku yang mungkin hanya cukup untuk menginap di hotel bintang tiga semalam. Skan tidak punya saudara dekat. Semua saudara jauhnya benar-benar berada jauh darinya, rata-rata di luar Jawa dan memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah. Dia tidak mungkin menambah beban mereka. 
         Akhirnya, Skan tinggal di rumah Krystal. Orang tua dia menerima Skan dengan tangan terbuka. Kebetulan, ada satu kamar cukup besar kosong di rumah Krystal. Malam itu, Krystal berjalan melewati kamar Skan yang tidak tertutup rapat. Dia terlalu lapar hingga memutuskan membuat segelas coklat panas. Namun, sebelum dia melangkah sampai ke dapur, suara itu membuat dia terhenti. Dia bisa mendengarnya. Suara itu begitu lirih. Orang yang tak begitu mengenal Skan akan mengira itu hanya suara seseorang yang flu, tetepi dia sangat mengenalnya. Dia tahu pasti Skan menangis.
          Yaa, Skan yang tak mengeluarkan setetes air mata pun saat pemakaman ibunya itu, dia menangis malam itu. Krystal tahu dia berusaha keras menahan suara tangisnya, hingga yang terdengar hanya napas berat darinya. Dia dapat melihat dari balik daun pintu. Skan menunduk, bahunya bergetar. Krystal belum pernah melihat bahu Skan serapuh itu. Skan yang dia kenal memiliki bahu yang tegak dan terlihat nyaman untuk di sandari. Namun malam itu, bahu itu seakan dapat pecah saat dia sentuh.
           Dia terdiam. Melihat Skan menangis ternyata jauh lebih menyakitkan dibanding dia sendiri yang menangis. Mata dia terasa pedas. Dada dia tiba-tiba sedikit sesak. Perasaan sedih yang tak pernah Krystal rasakan sebelumnya. Semacam rasa sedih yang dia sendiri tak dapat memahaminya. Susu coklat panas itu akhirnya tetap dia buat. Namun, bukan untuk dia. Krystal mengetuk pintu kamar Skan, pelan. Skan langsung mendongak terkejut dan langsung menghapus air matanya secepatnya. Krystal berusaha tersenyum untuk Skan. Skan membalasnya, senyum penghipnotis itu masih berada di sana, sama sekali tak berubah.
           Krystal menatapnya lekat-lekat. Cangkir di tangannya mulai bergetar. Skan meraih cangkir itu perlahan. " Makasih, Tink " kata Skan dengan suara serak. Krystal tahu betul, suara seperti itu akan muncul setelah menangis, dia sering mengalaminya. Malam itu Krystal memandangi Skan menghabiskan secangkir coklat hangat buatan dia. Saat itu juga Krystal menyadari, mungkin bayangan dia tentang Skan terlalu berlebihan. Skandar, hanyalah lelaki biasa. Skan bisa menangis diam-diam, bisa merasa sakit, dan dia pikir, Skan juga bisa merasakan cinta...

Haha, segitu aja yaa visitors, cerita nya masih panjang banget, itu baru awal cerita aja ;D Akhir-akhirnya bikin aku terhanyut kedalam ceritanya, sampe-sampe bikin aku nangis :'D kalo kalian kepo sama lanjutan ceritanya, beli aja novel nya " Goodbye Happiness" hahaaa :D dijamin gak nyesel dehh ;)
Ini ada kata-kata di novel nya yang bikin aku "zzztt" -_- hehe :p

" Fairytale is the land of dream. But if that dream traps you inside, time will slip away without you knowing." 

" Real life is cruel. Because, in this life, i might end up losing you, even though i try so hard not letting you slip off my hand. " 

" Sometimes memories makes you blind. You keep thinking it's just a shadow. Until you realize, you're already in love. "

" Lack of love will make you sad, too much love will lead you pain."

" The truth is, the one you love isn't a wizard just a regular person who can't read your mind at all. "


Sekian yaa visitors dari aku!! Thankies :) 




Rabu, 07 November 2012

Princess Diaries Synopsis :)

Pernah denger film Princess Diaries kan?? kalo kalian belom pernah nonton, bisa baca sinopsis nya kok, tapi lebih afdol lagi kalo udah nonton :p film nya keren loh, dari yang awalnya si Mia itu cuma gadis yg gak populer, tapi ternyata dia keturunan bangsawan dari ayah nya, semenjak itu dia jadi populer di sekolah nya...
Baca selengkapnya di bawah aja...
I hope you like it! ;)

Mia Thermopolis is a 15-year-old privat school sophomore who lives with her mother Helen Thermopolis and her cat, Fat Louie, in renovated San Francisco firehouse. Mia is an average student and extremely unpopular. She is seemingly invisible to her crush, Josh Bryant and his cheerleader girlfriend Lana Thomas. Mia, however, has one best friend, Lilly Moscovitz as well as Lilly brother Michael.

A few weeks before Mia's 16th birthday, Mia learns her paternal grandmother is visiting from Genovia, a small European kingdom. Mia meets her grandmother, Queen Clarisse Renaldi, at the Genovia consulate for the first time in her life. Queen Clarisse explains that the reason she wanted to see her was because of a "life-changing" problem. Mia learns that her father was Crown Prince of Genovia and, due to his recent death, she is nownext and sole heir to the Genovia throne. She is shocked to learn that she is in fact a princess and runs away, rejecting the notion.

Queen Clarisse visit Mia and Helen and explains that if Mia refuses the throne, Genovia will be without a ruler. She also explains that Mia needs to be presented as their princess at the upcoming Genovia State Dinner. Helen convinces Mia to attend "princess lessons" with the Queen, who tells Mia need not have to make her full decision until the annual Genovian Independence Day ball. The Queen gives Mia a limousine to use as well as her own bodyguard, Joe, the Queen's head of security.


Mia begins seeing her grandmother everyday after school for the lessons, which include table manners, dancing, and personal presentation. Mia's frequent absence begins to put Lilly on-edge, and after Mia receives a makeover from Italian  hairdresser Paulo, Lilly confronts her and accuses her of trying to be like popular girls. Mia breaks down and tells Lilly everything, and Mia makes Lilly promise not to tell anyone (including Michael) that she is a princess to avoid a frenzy with the press. 


The San Francisco Chronicle how ever learns that Mia is the Genovian Crown Princess after Paulo breaks his confidentiality agreement. Althoung thoroughly annoyed, Queen Clarisse presses onward and prepares for the State Dinner. Mia attend, but publicly humiliates herself and her grandmother with her clumsiness.

While driving with her mother back to the Genovian consulate, Mia's car fails on a hill and rams into a cable car loaded with people. No one is hurt, but two nuns call the police man and trolley master to the "Genovian Order of the Rose" (a fictitious chivalric order). The men are so flattered that they drop any changes and give Queen Clarisse and Mia a ride back to the consulate in a police car.

Josh Bryant, the popular boy Mia has a crush on, asks her to go with him to the school's annual beach party. She agrees, but Michael and Lilly are both hurt that she blew them off. The beach party spirals out of control when the media learns of Mia's presence. Josh uses her to get his fifteen minutes of fame by publicly kissing Mia, after which Lana and two popular girls trick Mia into undressing in a tent. They remove the tent as she is semi-nude and call the paparazzi. Mia's gym coach shoos off the paparazzi and takes Mia home. Later that night, Mia cries in her mother's arms.

The unflattering photos wind up on tabloid covers the following day and Queen Clarisse chides her granddaughter. Joe later reminds Queen Clarisse that although Mia is a princess, she is still a teenager and her granddaughter. To rescue her friendships with Lilly and Michael, Mia apologizes and invites them to the Genovian Independence Day Ball. Mia publicly humiliates Lana by smearing ice cream on her cheerleader dress at school in front of students and calling her a jerk.

Terrified knowing that she must personally and publicly announce her decision, Mia plans to run away. She is stopped when she receives a letter from her father written before his death. Touched by his words, she changes her mind and makes her way to the ball. Her car breaks down but she is taken by Joe, who arrives with a limousine (having suspected her plans to run away).


When they arrive, Mia voices her acceptance of the Genovian throne. She shares her first dance with Michael, who then takes her outside to the consulate's garden where they kiss. Clarisse and Joe are seen holding hands, signifying the start of a relationship. The last scene shows Mia on the plane with Joe and her cat, whose name is Fat louie. Mia is writing in her diary, explaining that she is moving with her mother to Genovia, and that Lily and Michael will visit her during summer holiday.When Mia looks out of the plane's window, Joe welcomes her to Genovia as she sees the beautiful royal palace and landscape below.


Taking Five Synopsis...


Haiii :) buat kalian yang belom pernah nonton Taking Five gak perlu khawatir, aku bakalan kasih sinopsisnya okee...



Devon Thompson (Alona Tal) and Gabby Davis (Daniella Monet) are the ultimate fans of the band 5 Leo Rise ( The Click Five ). When energy drink shift sponsors a free 5 Leo Rise concert for the high school that collects the most bottle labels, Devon and Gabby deliver with a frenzy that only star-struck fans can. When the labels are destroyed in an accidental fire caused by Devon when she was holding a lit sparkler, dreams of the concert are dashed not only for Gabby and Devon, but also for their entire school, the two friends take matters of delivering the band into their own hands. They decide to kidnap the band with the help of Lincoln ( Marcus T. Paulk ) and Pete ( Jake Koeppl ). They manage to kidnap four members of 5 Leo Rise and they let go one, but the other one agrees to play at their school. Ritchie ( Eric Dill ) is not up for it, so they decide to throw eggs at him and get Devon to dress up as the Velvet Raven ( Ritchie's favorite comic book character ) to convince Ritchie to play. He finally confesses that he lip syncs because he has stage fright. Gabby comes up with an idea to help him sing in front of a crowd by getting them to dress up in really funny costumes. He does not succed because of Lincoln's actions and storms off to Devon's basement. He starts playing the song on the guitar and sings as well, but he doesn't know Devon is standing there. He plucks up the courage to sing in front of Devon and then kisses her when suddenly Lincoln and Gabby walk in to tell Devon that  they are in big trouble and then Gabby storms off. Lincoln kidnaps Ritchie because he kissed Devon. Gabby decides to get her stuff and leave, but she gets even with Devon by kissing Mason. Devon makes Lincoln get Ritchie back and then they decide to play at the school. Gabby stands up to Kira ( Kate Albrecht ) and the whole school is impressed. The band and Devon turn up at the school and they play for them. Ritchie manages to sing in front of a crowd proudly. The girls are happy and don't know what to do when the concert is all over. Devon's sister, Danielle ( Christy Carlson Romano ), runs off with Scooter and the rest of the band.



Little Secrets Synopsis


Emily Lindstrom ( Evan Rachel Wood ), an aspiring 14-year-old violinist, spends her summer practicing for an audition to get into the Inter Mountain Youth Symphony Orchestra ( Salt Lake City, Utah ) while her two best friends, Laurel and Jenny, go off to camp. She also runs a secret-keeping business, in which other children give her fifty cents to tell her a secret, which she promises to keep, this is a talent that she is normally very good at. Meanwhile, her parents are expecting another child and seem to care more about it than Emily.


New neighbors move in next door, including Philip ( Michael Angarano ). During the move, he accidentally breaks a valued chess piece and is caught by Emily as he attempts to bury it in the front garden. He pays her fifty cents to keep his deed a secret, and ti hide the piece in her treasure trunk ( along with other broken property from her other clients, in paper bags labeled with their names ). 

When Philip decides to join Emily in an afternoon tea session using her family's expensive china, they accidentally break two of the teacups. Emily is faced with the challenge of keeping her own secret and having someone else know about it. Meanwhile, as Philip begins falling for her, his brother David ( David Gallagher ) enters the picture. He had been at tennis camp, but was sent back home because he allegedly got drunk and was involved in a car accident. Philip tells her this family secret in exchange that she tells him a secret about her greetings with her friend. She starts getting upset, and says that a person who drinks and drives will do it again, before storming off. She then starts to lose her secret-keeping talent as she falls for David. He also begins falling for her, which make Philip jealous.



During her mother's baby shower, David tries to talk to Emily, and she reveals that she knows how he was expelled from tennis camp. After, she goes to get her violinfrom the roof and tumbles to the ground, necessitating a trip to the hospital. While she is there, het mother gives birth to her sister Grace. Everyone is by Emily's hospital bed except David, who is eavesdroppingbehind the curtain. Her friends ask if her sister looks like she did when she was a baby, and she reveals that she adopted. Her birth parents were killed while driving in a car when she was 10 months old after being struck by a drunk driver, and she considers it a miracle that she lived. The driver spent one year in prison and barely a month after being released, crashed into someone else's car and killed himself. Upon hearing this, David feels very guilty and understands why she despises him so much. After she released from the hospital, she and Philip return all of the paper bags to her clients. To thank him, she kisses him on the cheek. Then David appears, and she kisses him on the lips.