Hey visitors! Pada suka baca novel? Udah pernah baca novel " Goodbye Happiness " belum? Kalau belum coba baca deh! :D Cerita nya bagus, sampe-sampe buat aku nangis bacanya, haha, aduh aduh XD
Aku mau ceritain ke kalian pas aku baca novel itu, boleh kan? Sipp dehh...Jadi tokoh Krystal dalam novel itu, dia suka sama seorang cowo namanya Skandar, semakin lama mereka berdua itu semakin dekat. Awal mulanya mereka bertemu itu pas Krystal mau ikut seleksi anggota teater di sekolah nya ( SMA ) dia itu tipe orang yang " demam panggung " atau bisa dibilang orang nya nervous, dan di saat seperti itu teman-teman nya gak bisa di andelin untuk nemanin dia ( Mia dan Ara ). Disaat dia nunggu giliran nya, tiba-tiba cowo di yang duduk dua bangku dibelakangnya memotret dia tanpa bilang-bilang, secara sadar Krystal nengok, dan yapp! cowo itu Skandar :D Secara Krystal sebel kan, soalnya dia kalo foto gak bilang-bilang, dan Skandar bilang gini " Kamu ternyata bukan model yang bagus, kamu enggak fotogenik, tapi pasti kamu pintar akting. " Hahaaa dasar Skandar :p Dan akhirnya Skandar nemenin Krystal selama seleksi anggota teater, dan terus-terusan memotret dia.
Keesokan harinya pas di kelas, Skandar ngasih hasil foto nya kemarin pas Krystal seleksi, memang fotonya gak bagus, tapi dari sudut pengambilan gambar, cahaya, posisi tubuh, semua nya menarik. Dia emang berbakat jadi fotografer, karna emang itu impian dia :)
Pas bel udah masuk, si Skandar gak pindah-pindah ke tempat duduk nya sendiri -_- padahal udah dibilangin sama Krystal, tapi Skandar malah bilang dia mau duduk di sebelah Krystal ( kebetulan dia emang duduk sendiri ) Krystal sihh gak bisa nolak, jadi mereka duduk berdua. Udah dua minggu tuh mereka duduk berdua, dan Krystal mulai terhipnotis sama senyumnya Skandar, haha, kaya nya dia suka dehh :p
Nah pas Krystal ngajak Skandar ke perpustakaan, si Skandar masih belom tau Krystal ke perpustakaan mau ngapain, pas itu dia bilang ke Skandar, dia lagi nyari cerita, dongeng atau klasik buat di pentasin teater. Skandar ngusulin, dia bilang " Aku tahu cerita yang sempurna buat di pentasin klub teater. Pernah dengar enggak? Semua anak di dunia ini selalu tumbuh dewasa, kecuali satu...". Kata Krystal " Peter pan!". Terus kata Skandar " Kamu tahu kalau ada saatnya anak enggak pingin tumbuh dewasa. Dia terlalu malas buat menghadapi dunia orang dewasa yang repot dan enggak pernah bisa dia mengerti. Gimana dia pingin terus dimasa nya yang sekarang saat dia bisa menganggap dunia ini enteng dan dialah pemeran utamanya." Disaat itu Krystal tahu, sebenernya dia tidak sedang membicarakan Peter pan, melainkan dirinya -_-
Kata Skandar " Tapi, apa kamu tahu? Peter pan... He's a devil," Krystal gak ngerti apa maksud nya Skandar dan Skandar pun ngejelasin maksudnya " Dia cuma anak laki-laki kecil yang enggak tahu apa-apa. Enggak bertanggung jawab dan sok jagoan. Tapi, apa yang dia lakukan? Dia ngasih harapan yang terlalu besar ke Wendy. Dan kau tahu apa hal lebih buruk yang dia lakukan? "
Tapi Krystal enggak terlalu ngerti, dan terlihat kaya anak kecil polos yang lagi mendengarkan dongeng dari ibunya -_- Skandar pun ngelajutin cerita nya " Dia menahan Tinkerbell untuk terus bersamanya, menemaninya, melindunginya...tanpa memberikan apapun untuk membalasnya," Saat Krystal terdiam menatap Skandar yang masih serius bercerita, dalam hatinya dia bilang " Mungkin memang benar, Peter pan adalah lelaki yang jahat. Tapi, apa Skandar tahu? Kemungkinan besar dia terlihat seperti Peter pan di mataku. Skandar...bisa jadi dia adalah Peter pan-ku."
Dan semakin hari mereka semakin dekat, bahkan pulang pun mereka selalu bersama. Sejujurnya dia gak tahu apa yang terjadi di antara dia dan Skandar. Mereka gak pernah mengatasnamakan persahabatan untuk hubungan ini. Semuanya terlalu aneh untuk disebut persahabatan karena Skandar seakan menutup semua akses lelaki untuk mendekati dia.
Saat mereka berdua lagi berjalan, Krystal bilang kalau klub teater setuju memakai cerita Peter Pan buat pementasan, Skandar pun senang. Dan Krystal memberi tahu nya kalau dia mendapat kan peran Wendy, tapi Skandar kecewa, Krystal pun gak ngerti kenapa? Skandar bilang " Kamu enggak cocok jadi Wendy. Kamu kecil, lucu, imut, lebih mirip Tinkerbell.". Dengar perkataan Skandar, Krystal pun terkejut, selama ini dia emang udah mengejar peran Wendy karena sudah lama dia ingin mendapatkan peran utama. Kata Skandar " Tapi, Tinkerbell selalu ada di samping Peter Pan, kan? Dia pasti sering muncul.". Krystal pun kesal, dia bilang " Terserah kamu, yang penting aku udah dapat peran Wendy." Dari belakang Skandar ketawa dan bilang " Jangan ngambek, Tink." Krystal menatapnya kesal " Skan, peran aku itu Wendy." Skandar menjulurkan lidah dan memasang kunci di motornya " Kamu Wendy di pementasan, tapi di mataku kamu tetap Tinkerbell. Mulai sekarang, aku panggil kamu Tink." Krystal pun teriak " Skan...". Dan kata Skandar " Kamu panggil aku Skan. Aku panggil kamu Tink." Dengan senyuman Skandar yang menghipnotisnya, lagi-lagi membuat Krystal tak berdaya :3
Setiap pulang sekolah, Skan biasa singgah di rumah Krystal sampai sore. Niatnya sih ngerjain tugas, tapi nantinya Skan akan sibuk mengotak-atik kameranya dan memotret Krystal. Skan udah deket banget sama keluarganya Krystal, ayahnya aja sampai bilang Skan adalah anggota tak terdaftar di keluarganya. Hahaaa so sweet nya :3 Tapi sebaliknya, Krystal gak pernah menginjakkan kakinya ke dalam rumah Skan, jarak terjauh yang dia tempuh sebatas teras depan. Skan selalu berkata, rumahnya bukan tempat yang menarik untuk di kunjungi. Bukan berarti rumah Skan jelek. Rumahnya berukuran sedang, bercat putih dengan dua jendela di depan yang tertutup gorden biru. Bisa dibilang rumah itu cukup bagus dan bersih. Rumah menarik dalam kamus Skan adalah rumah yang terasa hidup dengan keluarga yang saling memahami dan melindungi satu sama lain. Dan, definisi itu tak dapat dia temukan di rumahnya.
Skan tinggal bersama ibu kandung, ayah tiri, dan saudara tirinya. Hubungan Skan dengan ayah dan saudara tirinya tidak terlalu bagus. Mereka tidak memedulikan Skan. Skan bilang, dia seperti tak kasat mata saat berada di rumah. Satu-satunya orang terdekat di keluarganya adalah ibunya, tetapi ibunya terlalu sibuk memperhatikan anggota keluarga barunya. Krystal bilang dia kayak denger cerita Cinderella -_- kata Skan " Yeah, maybe it's kinda same, but it isn't ". Saat itu dia bisa ngeliat tatapan mata kuat dari Skan, tatapan yang dipenuhi dengan rasa marah dan keinginan untuk membalas semua kekesalannya. Kata Skan " Daripada pasrah dan nungguin sepatu kacaku lepas, i'll fight them. And i will find my princess with my own way ". Setelah Krystal denger perkataan nya Skan, dia ngerasa ragu untuk nanya, dan akhirnya dia telan dalam hati " Did you already find your princess, Skan? ". Haha kayanya Krystal makin suka sama Skan :3
Krystal dan Skan selalu melakukan rutinitas, setiap malam, mereka mengobrol lewat telepon, tetapi dia yang lebih sering meneleponnya karena Skan tidak bisa sering-sering menggunakan telepon di ruang tengah dan membiarkan saudara tirinya menatapnya dengan sinis. Yang mereka bicarakan tidak banyak, Krystal hanya akan menanyakan apakah besok Skan akan menjemput dia, meskipun dia tahu jawabannya selalu " Ya" -_- Namun bagi Krystal, menekan nomornya, mendengarsuaranya dan mendengar jawabannya bahwa besok masih akan bertemu selalu memunculkan sedikit rasa senang.
Hari itu, entah mengapa Krystal berharap Skan akan lebih dulu menelepon dia. Berkali-kali dia melirik ke arah telepon rumah yang ada di samping dia. Tiba-tiba telepon berdering keras, " Skan" Kata Krystal begitu telepon itu menyetuh telinga dia. Ada sesuatu yang tidak biasa di situ. Dia dapat merasakan nya. Dia dapat mendengar suara ramai dari ujung telepon. " Apakah ini benar Skan? " kata Krystal.
" Tink " panggilan itu langsung meyakinkan Krystal bahwa orang di telepon itu adalah Skan. " Tink, kamu bisa dengar aku? " kata Skan. Krystal memahami pertanyaan itu. Memang cukup sulit untuk mendengarnya saat kondisi di sekitarnya terdengar begitu ramai. Skan berkata " Tink, semuanya hilang. Semuanya sudah habis. Semuanya hilang. Rumahku kebakaran ". Krystal tak tahu harus bereaksi apa saat mendengar kalimat itu. Rumah putih yang tak pernah dia masuki itu, dia tidak bisa membayangkannya terbakar. Dia ingin segera berada di samping Skan, dia tak ingin Skan sendirian. Tanpa berpikir cepat Krystal langsung ke sana, dan hanya satu yang dia pikirkan, apakah Skan baik-baik saja?
Everythings is really gone. Ibu Skan meninggal dalam kebakaran itu. Ia sedang memasak di dapur, mungkin api itu berasal dari sana. Skan sedang berada di ruang tengah, yang langsung berhadapan dengan pin tu ke luar. Semua barang di rumahnya habis. Hanya ada sisa tembok yang gosong dan menghitam. Ayah dan saudara tiri Skan tidak di rumah saat kejadian itu. Mereka menangis sesenggukan saat melihat rumah mereka yang awalnya berdiri tegak, kini telah hangus. Skan melihat semuanya. Skan melihat api itu semakin membesar dan melahap rumahnya. Skan merasakan berdiri sambil ditahan oleh penduduk dan menahan pedih membayangkan ibunya yang masih berada di dalam, di tengah api yang semakin berkobar.
Big boy's don't cry. Yaa, mungkin lelaki yang terlalu sering menangis memang memalukan. Namun, ada kalanya justru mengherankan jika tidak menangis. Dia hanya terdiam, berjongkok dan menunduk menatap tanah makan ibunya yang masih basah. Krystal berdiri di sampingnya, sibuk menangis. Terkadang, Krystal sama sekali tak mengerti pemikirannya. Skan bukan tipe laki-laki dingin yang sulit berekspresi walau terkadang ekspresi yang ditunjukannya ambigu. Meski terlihat tidak sedih, Krystal dapat melihatnya. Tatapan mata Skan menunjukkan kesedihan. Namun, tak ada setitik pun air mata yang terlihat. Apa kau memang sekuat itu Skan? Krystal terus bertanya dalam hati.
Hubungan Skan dengan ayah dan saudara tiri yang tidak baik benar-benar terlihat setelah musibah kebakaran itu. Mereka berdua bisa sedikit lega karena uang asuransi yang mereka dapat cukup besar. Namun, mereka berkata kepada Skan, tidak bisa merawatnya lagi. Ayah tiri Skan hanya memberi sedikit uang saku yang mungkin hanya cukup untuk menginap di hotel bintang tiga semalam. Skan tidak punya saudara dekat. Semua saudara jauhnya benar-benar berada jauh darinya, rata-rata di luar Jawa dan memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah. Dia tidak mungkin menambah beban mereka.
Akhirnya, Skan tinggal di rumah Krystal. Orang tua dia menerima Skan dengan tangan terbuka. Kebetulan, ada satu kamar cukup besar kosong di rumah Krystal. Malam itu, Krystal berjalan melewati kamar Skan yang tidak tertutup rapat. Dia terlalu lapar hingga memutuskan membuat segelas coklat panas. Namun, sebelum dia melangkah sampai ke dapur, suara itu membuat dia terhenti. Dia bisa mendengarnya. Suara itu begitu lirih. Orang yang tak begitu mengenal Skan akan mengira itu hanya suara seseorang yang flu, tetepi dia sangat mengenalnya. Dia tahu pasti Skan menangis.
Yaa, Skan yang tak mengeluarkan setetes air mata pun saat pemakaman ibunya itu, dia menangis malam itu. Krystal tahu dia berusaha keras menahan suara tangisnya, hingga yang terdengar hanya napas berat darinya. Dia dapat melihat dari balik daun pintu. Skan menunduk, bahunya bergetar. Krystal belum pernah melihat bahu Skan serapuh itu. Skan yang dia kenal memiliki bahu yang tegak dan terlihat nyaman untuk di sandari. Namun malam itu, bahu itu seakan dapat pecah saat dia sentuh.
Dia terdiam. Melihat Skan menangis ternyata jauh lebih menyakitkan dibanding dia sendiri yang menangis. Mata dia terasa pedas. Dada dia tiba-tiba sedikit sesak. Perasaan sedih yang tak pernah Krystal rasakan sebelumnya. Semacam rasa sedih yang dia sendiri tak dapat memahaminya. Susu coklat panas itu akhirnya tetap dia buat. Namun, bukan untuk dia. Krystal mengetuk pintu kamar Skan, pelan. Skan langsung mendongak terkejut dan langsung menghapus air matanya secepatnya. Krystal berusaha tersenyum untuk Skan. Skan membalasnya, senyum penghipnotis itu masih berada di sana, sama sekali tak berubah.
Krystal menatapnya lekat-lekat. Cangkir di tangannya mulai bergetar. Skan meraih cangkir itu perlahan. " Makasih, Tink " kata Skan dengan suara serak. Krystal tahu betul, suara seperti itu akan muncul setelah menangis, dia sering mengalaminya. Malam itu Krystal memandangi Skan menghabiskan secangkir coklat hangat buatan dia. Saat itu juga Krystal menyadari, mungkin bayangan dia tentang Skan terlalu berlebihan. Skandar, hanyalah lelaki biasa. Skan bisa menangis diam-diam, bisa merasa sakit, dan dia pikir, Skan juga bisa merasakan cinta...
Haha, segitu aja yaa visitors, cerita nya masih panjang banget, itu baru awal cerita aja ;D Akhir-akhirnya bikin aku terhanyut kedalam ceritanya, sampe-sampe bikin aku nangis :'D kalo kalian kepo sama lanjutan ceritanya, beli aja novel nya " Goodbye Happiness" hahaaa :D dijamin gak nyesel dehh ;)
Ini ada kata-kata di novel nya yang bikin aku "zzztt" -_- hehe :p
" Fairytale is the land of dream. But if that dream traps you inside, time will slip away without you knowing."
" Real life is cruel. Because, in this life, i might end up losing you, even though i try so hard not letting you slip off my hand. "
" Sometimes memories makes you blind. You keep thinking it's just a shadow. Until you realize, you're already in love. "
" Lack of love will make you sad, too much love will lead you pain."
" The truth is, the one you love isn't a wizard just a regular person who can't read your mind at all. "
Sekian yaa visitors dari aku!! Thankies :)
0 komentar:
Posting Komentar